Start From Where?

"If we do not immediately move, then we will lose a lot of opportunity, out of a lot of energy, mumubadzirkan lot of potential. "

We lost if not immediately step. Not daring to set goals - goals. Hesitated to take decisions. Shame to make changes. Nervous start fixes. Half the heart repair itself. Surrender saw other disadvantages.
In a variety of training, often the question arises:

"Start from where we go?"
"What should be done to be a hero?"
"How to discover your own potential?"
"What will happen after motivated?"
"How do I keep myself motivated?"
"How to eliminate the feeling lazy?"
"How to remain a hero even be a superhero, not a zero dead?"
"Why do so many great men who actually die in a state of zero?"

How to answer all that? Because treiner often do not know what to do after training.
Want answers? Prepare yourself to tread this path of heroism. Be ready - ready. Keep the concentration of such Imam Nawawi. Focus. Do not where anymore ... .

TOYOTA CROWN ROYAL SALOON


Toyota Crown Royal Saloon digunakan sebagai kendaraan para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu.


Toyota Crown Royal Saloon dipilih sebagai mobil dinas Menteri Kabinet Indonesia Bersatu. Crown Royal saloon dikenal sebagai mobil mewah yang nyaman untuk dikendarai. kursi empuk, ruang kabin luas, fitur canggih, membuat para menteri bisa tetap bekerja dengan nyaman meski terjebak macet di jalanan ibu kota.

Toyota Crown Royal Saloon disetarakan dengan mobil mewah lainnya yaitu BMW seri lima dan Mercedes Benz seri E-Class.
Penampilan Toyota Crown Royal Saloonsebagai mobil mewah semakin kental seperti AFS Headlights with projetor (xenon), headlamp cleaner, halogen front fog lamp with chrome, side turn signal lamp, easy closer door & luggage, smart entr y and touch sensor, LED lamps, high-mounth stop lamp, rear fog lamp, dan velg alloy 17 inci.
Di bagian interior, Crown amat memanjakan penumpangnya dengan fitur - fitur mewah seperti layar display dan pengatur audio di bagian tengah dasbor yang dioperasikan, konsol box di bagian tengah antara kemudi dan penumpang depan, dan panel instrumen yang terpasang di kabin atas bagian depan.
Toyota Crown Royal Saloon versi menteri maupun secara global market yang masuk ke Indonesia sama-sama dibekali mesin 3GR-FSE V6 berkapasitas 3.000 cc atau tepatnya 2.994 cc direct injection. mesin sebesar itu memiliki daya maksimum 227 ps pada 6.200 rpm dan torsi maksimum sebesar 314 Nm pada 3.600 rpm.
Tenaga dari mesin itu disalurkan ke roda melalui transmisi otomatis 6-speed super ECT (super Intelligent Electronically-controlled, 6-speed Automatic Transmision) dan DRAMS (Driving Response and Acceleration Management System) untuk menghasilkan pengendaraan yang lembut dan bertenaga. Toyota membenamkan teknologi dual VVT-i (Variable Valve Timing-intelligent) di dalam mesin itu untuk mengoptimalkan waktu jeda katup masuk dan keluar sesuai kondisi pengedaraan.
Untuk keamanan, Toyota Crown Royal Saloon dilengkapi dengan fitur VDIM (Vehicle Dynamics Integrated Management) yang dikombinasikan dengan sistem ABS, TRC dan VSC yang pada umumnya berfungsi sendiri-sendiri. ketiga sistem itu diintegritaskan sehingga kinerja kemudi lebih meningkat pada saat menikung dan berhenti.
Sebagai mobil dengan tingkat kenyamanan terbaik, Toyota Crown Royal Saloon dilengkapi dengan fitur AVS (Adaptive Variable Suspension System). Fitur ini mampu menjaga handling lebih stabil dan kenyamanan tingkat tinggi pada saat berkendara, terutama pada saat mobil melalui jalan bergelombang dan menikung. AVS bekerja menyesuaikan suspensi dengan kondisi jalan dan gaya pengemudi. tersedia dua pilihan fungsi pengaturan AVS yang bisa disesuaikan dengan tingkat kenyamanan terbaik penumpang.
Fitur pintar lain pada mobil ini adalah intelligent parking assist system yang membantu pengemudi dalam memparkirkan kendaraannya dalam berbagai posisi. mobil ini juga dilengkapi sensor pengemudi, yaitu sensor yang memberikan peringatan kepada pengemudi jika pengemudi tertidur atau mengantuk dalam mengendarai mobil ini.
Luar biasamobil Toyota Crown Royal Saloon ini.........


Ditulis oleh : Lukman Ul Hakim
Tanggal : 05 Juni 2011
Di Bengkulu.
 

FAKTOR PENYEBAB KEGAGALAN

Ada 5 hal yang dapat menyebabkan seseorang gagal melaksanakan rencana yang disusunnya. Yang pertama adalah kurangnya tekad dan kekonsistenan. Setelah membuat perencanaan, orang yang bersangkutan harus belajar mendisiplin diri sendiri untuk melakukan setiap langkah yang sudah ia rencanakan dengan detil dan konsisten, sehingga apa yang dilakukannya dapat terus mengalami peningkatan. Tanpa tekad, konsistensi dan disiplin, kita tidak akan pernah bisa melihat sebuah rencana terwujud dalam realita.Penyebab kedua adalah kurangnya persiapan. Kadang kala kita sudah merencanakan sesuatu dengan baik, tapi gagal di tengah jalan karena tidak adanya persiapan.

Penyebab ketiga adalah kurangnya dukungan dari orang-orang terdekat, seperti suami atau isteri, anak-anak maupun keluarga. Kadang, kurangnya dukungan bisa melemahkan fighting spirit yang kita miliki sehingga membuat kita gagal meraih rencana.

Yang keempat adalah mentoring. Seringkali seseorang gagal mewujudkan rencana karena ia tidak memiliki mentor yang bisa memberi arahan, menolong untuk menetapkan langkah-langkah persiapan ataupun menerapkan pendisiplinan pribadi atas hidup orang yang bersangkutan.Penyebab yang terakhir adalah campur tangan Tuhan, seperti yang terdapat dalam istilah ‘Manusia merencana, Tuhan juga yang menentukan'. Itu sebabnya, kita perlu terus belajar membangun kerohanian dan keimanan kita, sehingga campur tangan Tuhan bisa terus nyata dalam hidup kita. Mungkin orang menyebutnya sebagai keberuntungan, namun sesungguhnya keberuntungan itu sendiri merupakan pekerjaan Tuhan yang Ia lakukan secara diam-diam.Jenis mentalitas yang dibutuhkan untuk mencapai apa yang kita rencanakan adalah kekonsistenan dan fighting spirit - diperlukan adanya driving force yang tidak akan padam oleh situasi dan kondisi di sekitar kita.

Selain itu juga dibutuhkan tekad yang besar, sehingga apa yang sudah kita rencanakan akan bisa terwujud. Untuk bisa membangun mentalitas seperti ini amat diperlukan peran seorang mentor, apalagi jika keluarga kita tergolong orang-orang yang sekedar menjalani hidup belaka, sehingga tidak ada figur yang bisa kita teladani guna mengadopsi semangat dan tekadnya. Dengan adanya seorang mentor yang sudah terbukti berhasil, kita bisa dengan mudah terinspirasi untuk meniru keberhasilan dan apa yang ia lakukan dalam meraih pencapaian tersebut.

Selain itu, kita juga membutuhkan adanya orang-orang maupun resources yang bisa memberikan input inspirasional dalam hidup kita. Selanjutnya, kita membutuhkan komunitas yang mendukung. Dengan adanya ketiga hal ini, akan jauh lebih mudah untuk membangun dan memiliki mentalitas seorang pejuang, sehingga apapun yang kita rencanakan pasti bisa terwujud.

Perencanaan yang ideal

Untuk memastikan apa yang kita rencanakan dapat selalu terwujud, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan:Pertama, kita perlu mengenali posisi atau keberadaan kita yang sekarang, serta goal atau tujuan yang ingin dicapai. Tanpa mengetahui dengan pasti kondisi dan tujuan yang ingin diraih, perencanaan yang kita buat akan sia-sia, karena tidak ada kejelasan mengenai goal dan titik awal untuk mulai melangkah.Kedua, kita harus bersikap realistis; jangan membuat perencanaan yang muluk atau berlebihan. Buatlah perencanaan serealistis mungkin.Yang ketiga, pastikan kita melakukan perencanaan sedetil dan sesistematis mungkin.

Semakin detil perencanaan kita, peluang perwujudan rencana tersebut menjadi semakin besar.Keempat, kita perlu membuat beberapa perencanaan dengan tujuan yang sama - inilah yang disebut sebagai ‘perencanaan rangkap.'Kelima, pastikan kita memiliki orang-orang yang dapat memberi input atau masukan kepada kita guna mencapai rencana tersebut.

Semakin banyak orang yang menolong dan mempertajam kita dalam perencanaan yang kita buat, semakin baik rencana tersebut. Bicara tentang perencanaan yang ideal, alangkah baiknya jika kita membuat perencanaan setiap 6 bulan, tapi tujuan besar yang ingin kita raih minimal harus direncanakan untuk 3 atau 5 tahun ke depan.

Sementara itu, tujuan besar yang ingin kita raih tersebut harus mulai di-break down dengan apa yang ingin kita raih setiap tahun atau setiap 6 bulan. Hal ini akan menolong untuk mengevaluasi apakah perencanaan kita berjalan sesuai dengan yang direncanakan, atau justru sebaliknya.

Sebenarnya, selama kita bisa membuat perencanaan serealistis, sedetil dan sesistematis mungkin -apalagi jika kita membuat perencanaan setiap 3 atau 6 bulan dan perencanaan tersebut di-break down lagi menjadi per bulan atau per 2 minggu- akan jauh lebih mudah untuk mengevaluasi apakah perencanaan yang kita buat sudah berjalan dengan baik.
Pastikan Anda merencanakan hidup Anda dengan baik, karena perencanaan yang baik akan menghasilkan kesuksesan yang baik juga. Orang yang gagal membuat perencanaan adalah orang yang sedang merencanakan kegagalannya.

PERENCANAAN MERAIH SUKSES

Sebagai orang yang hidup di masa kini dan memiliki masa depan, adalah sebuah keharusan bagi kita untuk membuat perencanaan dalam berbagai aspek kehidupan.Ada beberapa faktor mendasar yang menyebabkan seseorang menjalani hidup tanpa perencanaan.

Faktor pertama adalah tidak adanya keluarga atau figur yang diteladani. Apabila seseorang melihat ayah atau ibunya (bahkan saudara-saudaranya) hanya sekedar menjalani hidup tanpa pernah membuat perencanaan, ia pun akan mulai terkondisikan untuk sekedar menjalani hidup belaka. Tapi akan berbeda jika ia memiliki orangtua atau saudara yang ‘well-planned' (merencanakan segala sesuatu dengan matang dan rapi).

"Orang yang gagal membuat perencanaan adalah orang yang sedang merencanakan kegagalannya sendiri."

Dengan sendirinya ia akan mulai membuat perencanaan untuk memastikan agar perkembangan yang diharapkan dapat tercapai di waktu-waktu mendatang.Selain faktor keluarga, ada pula faktor komunitas (orang-orang yang memberi pengaruh di sekitar kita).

Jika seseorang bergaul dengan orang-orang yang hanya menjalani hidup belaka, tanpa disadari pola pikir, filosofi dan cara hidup dari orang-orang di sekelilingnya biasanya akan mulai mempengaruhi orang yang bersangkutan. Itu sebabnya, sangat penting untuk memperhatikan dengan siapa kita bergaul, karena jika kita sungguh-sungguh ingin meraih kesuksesan, perencanaan adalah sesuatu yang sifatnya wajib. Apabila kita rela bersusah-payah membangun dan merencanakan hidup kita pada saat ini, di kemudian hari kita justru akan menikmati seluruh usaha dan kerja keras kita. Karena itu, pastikan Anda terus belajar untuk membuat perencanaan dalam setiap aspek kehidupan dengan teratur dan rapi. Anda tidak akan pernah menyesali rancangan tersebut.Faktor ketiga adalah faktor mentalitas.

Mereka yang memiliki keluarga atau bergaul dengan orang-orang yang hanya sekedar menjalani hidup, tanpa sadar akan memiliki konsep pikir, pola hidup, filosofi dan mentalitas sebagai seorang survivor belaka. Dengan kata lain, keinginan dan mentalitas untuk meraih sesuatu tidak ada lagi dalam diri mereka. Orang-orang seperti ini tidak akan bisa hidup di tengah tekanan dan tantangan, sehingga tanpa disadari, perlahan tapi pasti ia akan mulai tergeser dari area persaingan yang ada.

Orang seperti ini biasanya mudah sekali menjadi down, karena -di sisi lain- tidak ada orang yang tidak ingin menjadi lebih baik. Masalahnya, menjadi lebih baik dalam hidup ini tidak akan terjadi dalam sekejap mata. Dibutuhkan usaha, disiplin diri, kerja keras serta perencanaan yang harus dijalani dengan baik dan konsisten. Contohnya, setiap orang pasti menghadapi tantangan atau tekanan tertentu di tempat kerja. Biasanya, orang-orang yang hanya menjalani hidup semata tidak akan pernah betah berada di sebuah pekerjaan/perusahaan yang menetapkan target atau memberikan tekanan tertentu. Ia akan lebih memilih untuk tinggal di zona nyaman. Sebagai akibatnya, ia akan mulai tergeser dari persaingan yang ada dan pada akhirnya tidak mampu bertahan.Faktor keempat adalah kondisi hati; di mana ini merupakan faktor yang sangat penting. Bagi orang-orang tertentu yang pernah membuat perencanaan dan mengalami kegagalan, trauma dan kefrustrasian dapat menjadi sebuah penghalang.

Selama kondisi hati seperti ini tidak ditanggulangi, biasanya orang-orang tersebut tanpa sadar akan terkondisikan untuk hanya menjalani hidup sebagaimana adanya. Kalaupun ada orang lain yang berusaha untuk memacu dirinya, ia akan cenderung untuk terus mengingat kembali kegagalannya di masa lalu, sehingga ia tidak memiliki daya dorong yang dibutuhkan untuk mengambil langkah baru. Seandainya orang yang bersangkutan mau menanggulangi kefrustrasian, trauma dan perasaan gagal yang selama ini menguasainya, ia akan bisa membuat perencanaan bagi hidupnya, sehingga pada akhirnya ia dapat menjadi bagian dari orang-orang sukses.Sebenarnya, ada banyak orang yang memiliki kemampuan yang cukup baik untuk membuat perencanaan. Sayangnya, kemampuan merencana yang baik itu tidak didukung oleh drive atau daya dorong untuk mewujudkan rencana tersebut, sehingga pada akhirnya rencana hanya tinggal rencana. Seringkali penyebabnya adalah karena orang yang bersangkutan cenderung memiliki mentalitas yang menginginkan segala sesuatunya sudah tersedia sehingga ia tinggal melangkah.

Orang yang memiliki mentalitas ‘cari gampang' seperti ini tidak mau mencari tahu apa yang harus dilakukan untuk mengembangkan kapasitasnya. Kalaupun ia berusaha, ia ingin langsung melihat hasil usahanya pada hari yang sama. Sebagai akibatnya, jika ia tidak mendapati hasil yang diharapkan, apa yang sudah ia rencanakan hanya akan tertinggal di atas kertas belaka - tidak terwujud dalam tindakan nyata. Dalam hal ini, mau tidak mau mentalitas dan pola pikir orang yang bersangkutan harus diubah terlebih dahulu.Jika seseorang memiliki komunitas yang kurang mendukung dan mentalitasnya belum terbangun untuk membuat perencanaan, orang seperti itu seperti berada dalam ‘lingkaran setan'; ia tidak memiliki faktor pendukung, tekad yang besar, kemampuan untuk merencana, atau persiapan apapun.

Untuk bisa meninggalkan hal-hal negatif tadi dan membuat perencanaan untuk meraih sukses, hal pertama yang dibutuhkan adalah mentor. Ketika ada seseorang yang bisa menjadi mentor dalam hidupnya, ia akan bisa menerima arahan dan dibawa melewati suatu proses persiapan. Melalui hal-hal ini, tekad dan kesungguhan untuk melangkah akan menjadi jauh lebih mudah dibangun.

Dengan demikian, meskipun ia tidak berada di lingkungan yang kondusif, setidaknya ia memiliki seseorang yang mengharapkan dan terus mendukung dia untuk menjadi berhasil. Selama masih ada helping hand, masih ada harapan bagi orang yang berada dalam ‘lingkaran setan', asalkan orang yang bersangkutan bersedia menyambut helping hand itu. Selama masih ada orang yang mau menolong -dan orang yang ditolong mau meresponi dengan baik- akan selalu ada hasil.

Seringkali seseorang mendapati 1 fase dalam hidup ini di mana Tuhan ikut campur tangan dengan cara mengirimkan orang lain untuk menolong dirinya. Ketika ia tidak meresponinya dengan baik, kesempatan itu berlalu dan akhirnya penyesalan lah yang timbul. Karenanya, pastikan Anda terus belajar meresponi setiap pertolongan yang datang. Mungkin pertolongan itu kadang kala menyinggung ego atau harga diri kita, tetapi pada akhirnya pertolongan itu akan menolong diri kita sendiri.

Indikator penguji

Ada beberapa indikator yang dapat digunakan untuk menguji apakah perencanaan yang kita buat sudah cukup baik. Yang pertama, apakah perencanaan tersebut sudah cukup detil dan sistematis? Semakin detil dan sistematis perencanaan yang kita buat, semakin baik perencanaan tersebut.Indikator yang kedua adalah perencanaan yang jauh ke depan; bukan hanya sekedar dari hari ke hari, melainkan untuk 1 atau 2 tahun ke depan, atau (minimal) setengah tahun ke depan. Ketika kita mengetahui apa yang akan dicapai setengah tahun ke depan, dengan sendirinya langkah-langkah yang akan kita ambil setiap hari (minggu, bahkan bulan) akan menjadi sangat sistematis dan detil.Indikator ketiga, apakah perencanaan itu cukup realistis?

Sebuah perencanaan yang tidak realistis secara otomatis akan berakhir pada kegagalan. Lalu, indikator terakhir dari perencanaan yang baik adalah perencanaan yang ‘rangkap' - dengan kata lain, jika plan A gagal, kita memiliki plan B. Semua orang bisa membuat perencanaan. Selama ia tahu dengan pasti apa yang ingin dicapai, ia hanya perlu belajar memahami langkah-langkah untuk menggapai apa yang ingin diraihnya. Ketika ia mulai melakukan langkah-langkah tersebut, tanpa disadari sebenarnya ia sedang membuat perencanaan.

Semua manusia punya kemampuan untuk membuat perencanaan. Tuhan menganugerahkan otak yang dilindungi oleh tempurung kepala yang sangat keras dengan tujuan agar kita bisa mempergunakan otak untuk merencanakan/merancang apa yang ingin kita raih di waktu mendatang. Contoh yang paling sederhana dalam membuat perencanaan adalah ibu-ibu rumah tangga yang membuat planning menu selama seminggu ke depan. Contoh lainnya yang seringkali alpa dilakukan dan membawa efek negatif di kemudian hari adalah perencanaan dalam menggunakan uang. Jika kita tidak membuat perencanaan dengan baik, maka gaji sebulan bahkan THR yang baru kita terima dapat habis hanya dalam seminggu. Padahal, jika kita bisa membuat perencanaan dengan baik dan tidak lupa menabung, pengelolaan keuangan kita pasti akan lebih teratur dan terencana.

Contoh yang lain lagi adalah dalam hal keluarga. Pasangan muda yang baru menikah biasanya tidak merencanakan kapan mereka akan memiliki anak. Dengan adanya desakan dari orangtua atau keluarga, biasanya mereka memilih untuk cepat-cepat memiliki anak. Padahal, memiliki anak di jaman sekarang juga berarti peningkatan dalam hal pengeluaran, apalagi dengan bertambahnya usia anak. Kita pasti tidak ingin menyekolahkan anak di sekolah yang ‘asal-asalan'. Masalahnya, sekolah yang baik tidak ada yang murah. Itu berarti, kita harus membuat perencanaan dari awal: apakah secara ekonomi kita sudah cukup mapan untuk mempunyai anak, atau apakah anak kita sudah cukup siap untuk mendapatkan adik? Tanpa perencanaan yang baik, ini semua justru akan menjadi beban bagi kita sendiri, dan kondisi perekonomian pun tidak kunjung menjadi mapan karena banyaknya tanggungan yang harus dipikul sementara pemasukan kita masih terbatas.Inilah yang sering menjadi alasan mengapa banyak orang masih menjalani kehidupan yang begitu-begitu saja, atau bahkan lebih buruk, ditambah dengan adanya inflasi, resesi dan krisis ekonomi yang semakin memberatkan.

Saya pribadi sudah menikah selama 8 tahun, tapi saya baru memiliki 1 orang anak. Bukan karena kami tidak bisa atau tidak mau, tetapi karena kami merencanakannya. Saya menghendaki anak saya lahir ketika kondisi perekonomian kami sudah lebih mapan sehingga kami tidak akan ‘terbebani' oleh anak kami, dan di sisi lain anak kami pun tidak akan terlunta-lunta.

5 Cara Cerdas Menuju Sukses


Penulis : Lukman Ul Hakim, SP
Rabu, 1 Juni 2011

Tahukah Anda, kompetisi yang paling bijak adalah memecahkan rekor Anda sendiri sesuai dengan kemampuan. Maka sukses yang diukur dengan pencapaian sesuatu akan terasa bijak, ketika pencapaian ini diikuti dengan perasaan bahagia sekaligus menciptakan efek domino di berbagai sisi kehidupan. Oleh karena rasa bahagia ini bersifat subjektif maka baik kiranya kita menciptakan rasa bahagia ini sepanjang perjalanan menuju kesuksesan.
Disini memperlihatkan bahwa ketika kita mampu meraih kesuksesan maka kita mempunyai peluang yang besar untuk menciptakan kebahagiaan. Sebagai contoh, ketika anak kita sakit dan kita sebagai orangtua tidak mampu membawanya ke dokter karena biaya, bisa jadi kondisi ini menghambat terciptanya kebahagiaan. Oleh karena itu, sebuah kesuksesan merupakan hal penting dalam menciptakan kebahagiaan.
Kalau dilihat dari sifatnya yang subjektif bahagia dan sukses adalah buah dari perilaku. Dimana perilaku sangat dipengaruhi oleh kebiasaan dan kebiasaan merupakan buah dari sikap. Adapun sikap berawal dari paradigma dimana paradigma sangat dipengaruhi oleh pengetahuan. Nah, kesuksesan sangat tergantung dari kemampuan dan kecerdasan kita dalam menangkap pengetahuan, mengolah, menghayati, dan menjadikannya sebagai alat untuk take action dalam meraih tujuan.
Sebuah studi mengenai orang-orang yang sangat sukses menunjukkan bahwa orang-orang sukses memiliki kecerdasan intelektual (IQ) yang cukup baik. Mereka hidup relatif sederhana dibandingkan dengan jumlah kekayaan yang sebenarnya. Kehidupan sosial mereka tergolong sangat baik, selain itu sifat yang paling menonjol adalah keuletan, tangguh, sabar, mampu mengendalikan diri, dan mempunyai keluarga yang harmonis dimana sifat dan karakter ini menunjukkan kecerdasan emosional (EQ) yang sangat baik.
Mereka juga mempunyai kesadaran diri yang tinggi terhadap hukum Tuhan dimana mereka meyakini perbuatan baik akan dibalas dengan kebaikan pula, hal ini mendorong mereka untuk menggunakan kekayaannya demi sesuatu yang lebih bermakna dalam hidupnya. Artinya keyakinan akan hukum Tuhan menandakan bahwa mereka mempunyai kecerdasan spiritual (SQ) yang sangat baik.
Ciri-ciri yang lain adalah mereka mempunyai impian besar dan tujuan yang jelas yang menandakan bahwa mereka juga mempunyai kecerdasan aspirasi (AI) yang baik dalam membangun impian, cita-cita dan tujuan. Dalam mewujudkan kesuksesannya mereka tidaklah sendirian karena mereka sadar tanpa bantuan orang lain mereka tidak bisa berbuat apa-apa, maka mereka menjalin kerjasama dengan orang lain untuk mewujudkan impiannya.
Hal ini memperlihatkan kecerdasan kekuatan (PI) yang baik dalam memanfaatkan kekuatan yang ada di dalam dirinya maupun lingkungan sekitarnya Disini terlihat bahwa kelima kecerdasan ini mampu mereka kembangkan dalam meraih kesuksesan dan kebahagiaan hidup. Agar mampu untuk sukses dan bahagia, manusia memerlukan pengembangan kelima kecerdasannya. Sukses disini dalam arti yang luas, menyangkut finansial, bisnis, karir, keluarga, kesehatan, pengembangan diri, kebahagiaan, dan semua tujuan yang berharga bagi manusia.

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | free samples without surveys